Kali ini saya akan menulis sesuatu yg sedikit serius, ini
bukan lelucon layaknya blog-blog sebelumnya. Kali saya akan berbagi sedikit
pengalaman saya, pengalaman yang membuat saya menjadi jauh lebih baik.
Sebelumnya saya selalu berusaha terlihat pintar walaupun
sebenarnya saya benar-benar bodoh terlebih dalam membangun sebuah hubungan,
beberapa bulan lalu saya pernah memiliki sebuah hubungan yang cukup dramatis,
hubungan yang terjalin selama 5 tahun lamanya.
Sebenarnya hati kecil saya mengatakan bahwa hubungan ini
harus di akhiri, tapi saya tidak memiliki cukup keberanian untuk meninggalkan
orang yg 5 tahun terakhir ada disisi saya, saya tidak bisa membayangkan
bagaimana keadaan saya setelah meninggalkannya, belom lagi jika meninggalkannya
adalah keputusan yg salah.
Awalnya saya merasa bahwa pasangan saya sangat mencintai
saya, saya selalu berpikir bahwa perubahannya hanya sementara, mungkin dia
sedang sibuk dengan pekerjaannya, mungkin dia sedang mengalami suatu masalah yg
membutuhkan konsentrasi lebih, sehingga itu mempengaruhi hubungan kami. sampai
ditahun kelima saya mendapati perubahan sikap yg telak dari pasangan saya, dan disini
saya benar-benar berada di posisi yang benar-benar membuat saya hampir depresi.
Saya sadar saya tidak mungkin duduk diam dan menunggu sebuah keputusan,Sampai akhirnya saya menemukan sebuah buku yg berjudul “you lost him at hello” karya jess McCann yang membuka mata juga hati saya untuk segera mengambil sikap atas hubungan kami.
Saya sadar akan hubungan kami yg sudah tidak sehat
lagi,saya sadar bahwa saya harus melakukan sesuatu. Hingga kemudian Saya mulai
mencoba merealisasikan tentang apa yang penulis terapkan, karena sebagai wanita yg
pintar saya tidak akan duduk diam dan menunggu sebuah keputusan.
Berikut beberapa prinsip yang saya terapkan:
Sikap Acuh Tak Acuh
sikap acuh tak acuh ini susah untuk di realisasikan karena
adanya sikap membutuhkan, kebanyakan pria akan menganggap kita wanita yg lemah
disaat kita menjadi orang yang membutuhkan, satu hal yg harus kalian tau
sebelum kalian menggunak prinsip ini ( acuh tak acuh ).
Seorang pria memiliki sifat berburu jika anda memiliki rasa membutuhkan itu sama saja anda mematikan rasa berburu seorang pria. Karena mereka akan menganggap bahwa anda ada di genggamannya dan mereka tidak perlu memburu anda.
Seorang pria memiliki sifat berburu jika anda memiliki rasa membutuhkan itu sama saja anda mematikan rasa berburu seorang pria. Karena mereka akan menganggap bahwa anda ada di genggamannya dan mereka tidak perlu memburu anda.
kemudian saya menerapkan prinsip tersebut kepada pasangan saya,
biasanya mengirimkan pesan singkat adalah rutinitas yang saya lakukan setiap
harinya, tapi bersikap biasanya membuat saya tidak akan menemukan jawaban dari
semuanya. Alih-alih mengikuti sebuah kegiatan social saya berhenti menghubungi
pasangan saya untuk beberapa waktu, saya tidak mengirimkan satu pun pesan singkat kepadanya, saya
berusaha untuk tidak membutuhkan dan memperdulikannya dengan harapan dia akan
mengejar dan mencari keberadaan saya. Tapi sayangnya, dia sama sekali tidak
melakukan itu
Efek Jones
Efek jones adalah
teori yg sudah sangat terbukti, pernahkah anda berfikir bahwa anda selalu menginnginkan apa yg dimiliki
orang lain,ya! ia perlu melihat orang
lain menginginkan saya.
Aku menggunakan efek jones dengan mendatangkan orang lain
sehingga dia beranggapan bahwa saya adalah barang berharga yg harus dia miliki,
saya membiarkan pasangan saya memegang semua password jejaring social yg saya
miliki agar dia bisa membaca semua pesan yg dikirim oleh orang-orang yg
menginnginkan saya, tapi lagi-lagi sikap yg dia tunjukan adalah tidak
mempedulikannya yg membuat saya berfikir
bahwa saya bukanlah orang yg layak untuk diperebutkan.
Rasa Urgensi
saya tau anda pasti pernah melihat di salah satu toko
penjualan , yg memasang tulisan “hanya ada 5 emerland yang tersisa dan anda
harus membeli atau kesempatan anda akan
hilang” begitulah kurang lebih.
Saya memberikan rasa urgensi terhadap hubungan kami, waktu
saya sedang liburan semester selama satu bulan, saya memutuskan untuk
mengirimkan pesan singkat kepada pasangan saya dan mengatakan bahwa “akhir
minggu ini saya akan keluar kota, sepertinya saya akan menghabiskan liburan
saya bersama ayah saya. Jika kamu ingin menemui saya. Saya hanya bisa kamu
temui pada hari jumat karena sabtu pagi saya akan berlibur untuk 1 bulan” saya
menciptakan rasa urgensi dalam hubungan saya, berharap dia akan segera
menghubungi saya dan segera menemui
saya sebelum saya pergi untuk waktu yang lama, tapi saya menemukan jawaban yg
sama dia sama sekali tidak berusaha menemui saya dan membiarkan saya pergi.
Saya mulai bisa membaca bahasa tubuhnya, ya, dia menunjukan
bahwa dia mengatakan “kata tidak yg tak terucap” dia memang tidak mengatakan
bahwa dia tidak lagi menginginkan saya, karena menurut seorang pria dia akan
memilih terjun dari lantai 5 daripada harus menyakiti hati seorang wanita. Mungkin
itu yg membuat dia tidak pernah mengatakan bahwa dia ingin meninggalkan saya.
Setelah melalui proses yg cukup panjang dan saya mulai
menyadari bahwa berpisah adalalah jalan satu-satunya, bukan saya tidak mau
memperjuangkan hubungan kami tapi saya sadar bahwa apa yg dia rasakan tidak bisa
saya paksakan lagi.
Sampai pada suatu hari saya memberanikan diri untuk
mengirimkan pesan singkat dan mengucapkan kan kata selamat tinggal, ya kata yg selama
ini ingin dia dengar karena dia tidak punya keberanian lebih untuk
mengungkapkan.
beberapa minggu setelah kami putus, saya mendengar dari teman baik
saya bahwa mantan kekasih saya diam-diam menjalin hubungan dengan orang lain
sambil tetap menemui saya waktu itu.
Saya bersyukur karena saya cepat menyadarinya dan segera
mengambil tindakan, jika saat ini saat saya tidak melakukan apa pun mungkin
penderitaan saya akan jauh lebih besar dari yg kemarin.
Sedikit tambahan, setelah beberapa bulan pasca putusnya
hubungan kami saya mulai mencintai orang lain,oramg baru saya kenal beberapa bulan telah membuat saya benar-benar jatuh cinta. dia menjadi orang yg diam-diam saya
cintai karena ego saya melarang saya untuk mengatakannya.
Saya juga menerapkan
SOU ( sense of urgency) terhadap hubungan kita ( walaupun saat itu kita hanya berteman) . Dimulai dengan mengatakan bahwa saya akan pergi
meninggalkannya untuk orang lain dan berharap dia akan menahan kepergian saya,
tapi saya justru mendapatkan "kata tidak yg tak terucap" ya, dia langsung melepaskan saya tanpa usaha yg keras.
saya tidak akan bertanya “apakah anda mencintai saya” karena itu sama saja saya menyerahkan diri saya, dan membiarkan dia memegang kendali terhadap hubungan kita. Yg saya lakukan hanya menerapkan strategi kemudian menerima jawabannya. karena saya sadar saya tidak akan membuang waktu dengan orang yg tidak benar-benar menginginkan saya.
saya tidak akan bertanya “apakah anda mencintai saya” karena itu sama saja saya menyerahkan diri saya, dan membiarkan dia memegang kendali terhadap hubungan kita. Yg saya lakukan hanya menerapkan strategi kemudian menerima jawabannya. karena saya sadar saya tidak akan membuang waktu dengan orang yg tidak benar-benar menginginkan saya.
Itu sepenggal kisah saya, jika anda mengalami perubahan
terhadap pasangan anda bukan duduk diam dan menunggu keputusannya, tapi
berdirilah dan lakukan apa yg bisa dijadikan pembuktian. Karena duduk menunggu
tidak akan mengasilkan apa-apa.
Seperti yg saya bilang: segala masalah akan terasa ringan jika anda tak memikirkannya...
ReplyDeletenice :)
ReplyDeleteTerus berkarya !
ReplyDeletepasti :))
ReplyDelete