Tuesday, April 2, 2013

being rasional..



Being rasional..

Temanya agak berat si, jujur sebelum gw angkat tema ini berasa berat banget. Rasanya hampir mirip kayak gendong babon yg lagi bunting 9 bulan tanpa suami. Berat dan hina, iya bener.
Selain tulisan sebenernya ini cenderung lebih mirip pecitraan, iya.. disini gw cuma jelasin walaupun tulisan-tulisan gw sebelumnya kayak pacar lu (dibaca: gak waras), tapi gw juga bisa kok nulis sesuatu yg punya mutu, kualitas, serta bergaransi. #aduhiniafah

Gw mau sedikit berbagi pemikiran, ya pemikiran serta perbandingan. Kenapa gw sebut ini sebuah perbandingan karena disini gw akan nulisin pemikiran gw sebelum dan sesudah masehi, atau sebelum dan sesudah punya pacar, atau bisa juga sebelum dan sesudah orang manggil gw tua. Hih ~
Sebenernya gw lagi males nulis, karena gw tau setelah gw nulis pun mereka yg pacaran gak bakalan langsung putus sama pacarnya, dan mantan yg udah lama ilang gak akan balik lg kecuali klo dompet sama ATM nya gw tahan :|

Langsung aja..
*tarik napas* *buang depan muka orang* *dikemplang*

Di mulai dari kata "being rasional", ini adalah paham yg seharusnya jutaan wanita terapin dalam hidupnya, banyak yg bilang sikap rasional adalah sikap tidak manusiawi, ya dimana otak lebih sering berkerja dibanding hati.

Tujuan tulisan gw disini adalah mau mematahkan beberapa pemahaman yg salah, tentang harapan dan happy ending.

Harapan dan happy ending itu kaitannya sangat erat, kenapa gw bilang demikian? ya "harapan semua orang adalah happy ending" sedangkan sebenarnya "happy ending cuma sebuah harapan".
Agak miris liat percintaan jaman sekarang yg menjadikan FTV sebagai kiblat. Sebenarnya gw agak kurang setuju dengan semua film yg menceritakan "happy ending", sadar gak sadar semua film-film percintaan jaman sekarang banyak memberikan janji padahal realitanya sama sekali gak sama, sama apa yg mereka perlihatkan.

Contoh:

Sebut saja film "geloraanakpesbuk3gp".
*oke abaikan judulnya* *ini contoh* *iya'in aja*

Entah apa yg gw pikirin soal pembuatan judul, kontroversial si tapi demi kelanjutan cerita gw tolong masalah unjuk rasa dan semacamnya di undur dulu, setidaknya sampe tulisan gw selesai :|
Ya balik lagi ke sebuah alur film dengan judul yg sedikit membuat kita memikirkan hal yg gak dipikirin sama anak kelas 4 SD.

Film "geloraanakpesbuk3gp" tadi ceritanya menceritakan tentang 2 anak yg berkenalan lewat pesbuk, ketemuan, jadian, berantem, komen-komenan, balikan, trus nikah dan bahagia.. Happy endingkah? Jawabnya nanti dulu. Coba kita liat di film ke dua.

Film percintaan kedua, judul "pacar yg ditukar". film ini menceritakan beberapa pasangan yg pacaran di pasar malem, desek-desekan, gandengannya lepas, salah gandeng pacar orang, saling suka, jadian, trus nikah dan bahagia.. Happy endingkah?

Jawaban "YA" keliatannya..

Kenapa gw bilang keliatannya??? Karena ceritanya tamat ketika meraka menyatakan bahwa mereka bahagia setelah menikah. Selanjutnya??? Belum tentu!!

Oke coba klo film ini dilanjutin lebih panjang, Film "geloraanakpesbuk3gp" tadi ceritanya menceritakan tentang 2 anak yg berkenalan lewat pesbuk, ketemuan, jadian, berantem, komen-komenan, balikan, trus nikah, bahagia, kemudian karena pesta pernikahan yg berlebihan mereka berdua kelilit hutang, gak bisa bayar, dan dikejar-kejar depcolector sampe punya anak 4.

Oke coba kita lanjutin alur Film percintaan kedua, judul "pacar yg ditukar". film ini menceritakan beberapa pasangan yg pacaran di pasar malem, desek-desekan, gandengannya lepas, salah gandeng pacar orang, saling suka, jadian, trus nikah, bahagia.. tapi setelah beberapa tahun pernikahan gak punya keturunan dan setelah di diagnosa ternyata si perempuan mantan laki-laki yg melakukan transgender. Ya ini berlebihan dan mungkin kira-kira ceritanya gak jauh beda dari itu..
*kemudian yg labil menjual TV nya masing-masing*

Gw gak ada maksud buat mematahkan angan-angan kalian soal "happy ending".
"Being rasional" lah.. Selama lu masih bernafas lu belom bisa tentuin itu "happy ending" atau gak. Selama lu menjalani kehidupan lu bakal ngerasain yg namanya "up and down" jadi jangan pernah berharap apalagi memutuskan bahwa yg lu jalanin bakal "happy ending".

Kita singkirin soal "happy ending" sebentar, balik lagi ke tema soal "being rasional" klo lu tanya kenapa "happy ending" masuk dalam pembahasan "being rasional" jawabannya adalah orang yg "being rasional" gak akan pernah berfikir soal "happy ending". Mereka yg rasional cenderung lebih melihat sebuah realita dan menganggap sebuah "happy ending" yg di dokrin melalui cerita di film-film adalah sebuah lelucon.

Ayolah, jangan pernah mau di anggap bodoh cuma karena cinta dan kebahagian yg lu pikir bisa lu dapat dengan modal perasaan. Ketika lu gunain hati untuk mendapatkan sesuatu, apa kemudian lu bahagia??? Klo iya, mungkin gw bakal belajar menggunakan itu sekarang.

Disini gw gak akan suruh kalian untuk tidak menggunakan hati, gw cuma mau sedikit ngingetin klo selain hati Tuhan juga menciptakan kita dengan otak yg seharusnya jg di gunain dengan sebaik mungkin.
*pasang muka serius sambil nunjuk-nunjuk orang lewat* *kemudian ditoyor*

Temen gw pernah cerita tentang apa yg dia pikirkan tentang sesuatu yg "rasional".
Selesai melakukan menstruasi.. Maksud gw meditasi yg cukup lama kemudian gw memutuskan buat menceritakan tentang apa yg temen gw pikirin. Ini percakapan tentang temen gw sama anak pertama dari kedua orang tua temen gw (bilang aje kaka, ribet amat jomblo!).

Kira-kira begini isinya:

Temen Gue:
"Kak, gw belom move on.."

Kakaknya temen gue:
"Mpooooos!!"

Temen Gue:
*lompat dari lantai 14*

Oke, Sepertinya gw salah posting dialog ( '-' )7

Ralat, jadi gini:

Temen Gue:
"Kak, semenjak baca buku gw ngerasa kayak ada yg salah sama apa yg gw pikirin. Biasanya klo suka sama orang pasti kalimatnya begini, "gw rasa gw suka sama lu, gw rasa kita bisa jadian" tapi sekarang gw lebih ke yang "gw pikir gw suka sama lu, gw pikir kita bisa jadian" kak plis, jangan bilang klo hati sama perasaan gw udah meninggal :'|"

Kakaknya temen gue:
"Loh, bagus dong. Itu berarti lu termasuk orang yg rasional. Apa yg lu pikirin adalah hal yg dipikirin sama cowok, lu pernah denger kan istilah "dalam melakukan semua hal cowok itu cenderung lebih gunain fikiran, sedangkan cewek engga, cewek slalu gunain perasaan dalam melakukan semua hal" cowok slalu gunain fikirannya itu sebabnya cowok slalu menyisipkan yg namanya trik, mereka slalu menggunak istilah "ngetes" atau "tarik-ulur" kadang-kadang juga cowok itu lebih suka ngelakuin adegan "naik-turun"
*yg terakhir abaikan*

Mereka slalu gunain pikiran dalam melakukan semua hal, sedangkan cewek lebih gunain perasaan dan cenderung bersikap ada apanya (dibaca: sesuai dengan perasaan) dimana ketika cewek tertarik akan sesuatu dia cenderung menunjukan, dan itu yg bikin cowok jd suka main-main karena mereka tau apa yg lawannya rasain. Beda ketika cewek menjadi "being rasional" ketika cowok itu mendekat dan mengetahui bahwa lawannya jg berpikir dia justru bakal enggan buat main-main dan justru terpancing untuk cari tau apa yg lawannya pikirkan. Lalu ketika ada cowok yg ngedeket trus ngejauh ketika lu (cewek) menjadi "rasional" itu tandanya mereka gak serius, mereka mundur karena mereka sadar lu gak bisa di maenin, tp ketika ada cowok yg tetep ngedeketin lu ketika dia tau bahwa lu adalah cewek yg "rasional" itu tandanya dia serius dan membutuhkan lu untuk memikirkan semua hal bersama-sama. Simple

Lu pernah denger istilah tentang "jangan pernah main perasaan klo gak mau jadi korban perasaan" orang yang "rasional" gak pernah menjadikan perasaan sebagai landasan dan itu yg membuat kemungkinan mereka untuk menjadi korban perasaan sangat minim.

Ini bukan doktrin, gw cuma mau coba buat berbagi tentang apa yg mungkin gw pikir benar, coba lu pikir sampe kapan lu mau di boongin sama cerita indah tentang cinta padahal gw yakin sampe saat ini lu belum tau bahagia itu apa.

"Happy ending" kebahagiaan tentang cinta, perasaan dan blablabla itu cuma ada di sinetron, open your eyes and open your mind. Sampe kapan mau dimaenin sama perasaan, mikir itu gak bayar kok. Dan klo kalian mau tanya, cowok itu lebih tertarik sama cewek yang pintar dan pintar itu adalah ketika lu memutuskan untuk jadi orang yg "rasional".
*tepok pundak* *jalan ngambil ijasah*

1 comment: